URBANCITY.CO.ID – Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang menyepakati pinjaman lunak Official Development Assisstance (ODA) senilai 140,699 miliar Yen untuk pembangunan MRT Jakarta Timur-Barat fase 1 tahap 1 dari Tomang (Jakarta Barat) hingga Medan Satria (Bekasi). Angka itu setara Rp14,5 triliun dengan kurs rupiah saat ini.
Kesepakatan ditandai penandatanganan dokumen pinjaman oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI Suminto, dan Chief Representative Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia Office Yasui Takehiro di Jakarta, Senin (13/5/2024).
Juga penandatanganan dokumen exchange of notes antara kedua negara, diwakili Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani, dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi.
“MRT Jakarta merupakan proyek kerja sama bilateral simbolik yang berfungsi sebagai jembatan Indonesia-Jepang. JICA sangat senang dapat memulai kerja sama untuk jalur Timur-Barat, seperti halnya kerja sama untuk pembangunan MRT jalur utara-selatan (Lebak Bulus-Ancol yang sebagian sudah beroperasi),” kata Yasui seperti dikutip keterangan tertulis MRT Jakarta di laman resminya hari ini (15/5/2024).
Tenor dan bunga pinjaman tidak disebutkan. Tapi, mengutip Kompas.com, Jepang mengenakan bunga 0,3% termasuk 0,2% pertahun untuk konsultan. Sementara tenor kreditnya 40 tahun, termasuk masa tenggang (grace period) 10 tahun.
Melalui pinjaman itu, pemerintah Jepang akan mendukung pembangunan infrastruktur perkeretaapian MRT Jakarta seperti jalur, jalan rel, terowongan, stasiun, kereta, depo, sistem perkeretaapian, hingga jasa konsultasi.