“Karena perkembangan tersebut, cadangan devisa meningkat dari USD140,2 miliar pada akhir Juni 2024 (triwulan II) menjadi USD149,9 miliar pada akhir September 2024 (triwulan III),” tulis keterangan BI tersebut.
Surplus transaksi modal dan finansial (TMF) tercatat USD6,6 miliar dibanding triwulan II yang hanya USD3 miliar. Surplus TMF terutama ditopang surplus investasi langsung USD5,2 miliar dibanding USD2,1 miliar pada triwulan II.
Surplus investasi langsung, utamanya berasal dari penyertaan modal di sektor industri pengolahan, jasa kesehatan, serta transportasi, pergudangan, dan komunikasi, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional yang tetap terjaga.
Aliran masuk modal asing ke berbagai instrumen investasi portofolio (SBN, SRBI, SVBI, SUVBI) juga meningkat, karena imbal hasil (yield)-nya yang tetap menarik.
Di sisi lain, investasi lainnya mencatat kenaikan defisit, didorong meningkatnya penempatan investasi swasta pada berbagai instrumen finansial luar negeri.
Sedangkan defisit neraca transaksi berjalan tercatat USD2,2 miliar, jauh lebih rendah dibanding defisit triwulan II sebesar USD3,2 miliar.
Kinerja neraca transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang nonmigas yang berlanjut.
Sementara defisit neraca jasa menyempit, didorong oleh meningkatnya surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
Defisit neraca pendapatan primer juga menurun, dipengaruhi oleh lebih rendahnya pembayaran imbal hasil investasi kepada investor nonresiden.