“Ini artinya kita perlu berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk mendukung pengembangan dan penguatan ekosistem industri hijau,” kata Andi. Dengan semangat kolaborasi, Indonesia diharapkan bisa menjadi contoh dalam menciptakan industri yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Baca Juga: Kemenperin Siap Gelar Penghargaan RINTEK 2025, Apresiasi Inovasi Teknologi
AIGIS menjadi platform strategis untuk memfasilitasi dialog dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam mendukung transformasi industri hijau.
Dalam kesempatan ini, Andi juga memperkenalkan Surat Edaran (SE) Menteri Perindustrian Nomor 2 Tahun 2025 tentang penyampaian data emisi industri. Ini bertujuan untuk memantau emisi yang dihasilkan oleh perusahaan dan membantu mereka menjaga kualitas udara serta mencapai target emisi gas rumah kaca.
Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Apit Pria Nugraha, menambahkan bahwa AIGIS 2024 telah berhasil menjadi platform terintegrasi untuk mendorong transformasi industri hijau. “AIGIS 2024 menarik berbagai pemangku kepentingan, antara lain pemerintah, akademisi, pelaku industri, media, dan pemangku kepentingan lainnya,” jelasnya.
Inisiatif yang diluncurkan dalam AIGIS 2024 mendapat banyak apresiasi, terutama dalam meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan dan inovasi. “AIGIS 2025 menandai langkah besar dalam transisi menuju industri yang lebih rendah emisi, sejalan dengan target Net-Zero Emissions sektor industri tahun 2050,” ungkap Apit.
AIGIS 2025 merupakan hasil kolaborasi antara Kemenperin, World Resources Institute (WRI) Indonesia, Institute for Essential Services Reform (IESR), dan GMS Consolidate sebagai penyelenggara.