Baca juga: Optimisme Pelaku Industri Menurun, Pesimisme Meningkat
Kemenperin sendiri mengklaim, secara umum kegiatan usaha Januari 2025 membaik dibanding Desember 2024. Terlihat dari persentase responden yang menjawab kondisi usahanya meningkat dan stabil (dari 76,4 persen menjadi 76,8 persen).
Kendati demikian, kondisi ekonomi dan pasar seperti yang diuraikan di atas membuat optimisme pelaku industri memandang kondisi 6 (enam) bulan ke depan turun dari 73,4 persen menjadi 72,5 persen.
Kemenperin sendiri, ungkap Febri, terus mendorong terbitnya berbagai kebijakan strategis dan pro-industri. Antara lain kebijakan pengamanan bahan baku, ekspor, daya saing industri, dan permintaan produk manufaktur di pasar domestik.
Beberapa kebijakan tersebut di antaranya perpanjangan Program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), relaksasi kebijakan impor, dan paket stimulus ekonomi di sektor manufaktur.
Kebijakan HGBT bagi sektor industri akan diperpanjang penerapannya tahun ini, khususnya untuk tujuh industri: keramik, pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, kaca, dan sarung tangan karet.
“Diharapkan perpanjangan HGBT itu menjamin kepastian usaha dan daya saing, juga menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi di Indonesia,” tegas Febri.
Terkait kebijakan TKDN, bertujuan meningkatkan investasi produksi, menciptakan lapangan pekerjaan, serta penggunaan bahan baku atau komponen dalam negeri.
Sebagai contoh, Kemenperin mendorong Apple Inc. memenuhi syarat TKDN untuk industri HKT (Handphone, Komputer Genggam dan Tablet), agar dapat melakukan penjualan produk-produk terbarunya di Indonesia.