Selain itu, penurunan defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi oleh perbaikan defisit neraca pendapatan primer dari USD9,6 miliar menjadi USD8,9 miliar, karena penurunan pembayaran imbal hasil investasi asing di Indonesia.
Baca juga: Kabar Baik! Triwulan III Neraca Pembayaran Indonesia Surplus Tinggi
Faktor berikutnya yang membuat defisit transaksi berjalan menurun, adalah peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder dari USD1,5 miliar menjadi Rp1,6 miliar, karena kenaikan penerimaan hibah pemerintah dan transfer personal.
“Penerimaan transfer personal dalam bentuk remintansi dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI di luar negeri, pada triwulan III mencapai USD4 miliar dibanding USD3,9 miliar pada triwulan II,” tulis laporan BI itu.
Hal itu sejalan dengan peningkatan jumlah TKI di luar negeri sebanyak 56.000 hingga mencapai total 3,8 juta, didorong kenaikan penempatan TKI ke Hongkong, Taiwan dan Jepang.
Sebanyak 74,8 persen dari sekitar 3,8 juta TKI itu bekerja di Malaysia, Taiwan, Hongkong, Singapura, dan negara Asia Pasifik lain. Sisanya 24,6 persen di Arab Saudi, Yordania, Uni Emirat Arab, serta beberapa negara Timur Tengah lain dan Afrika. Di sisi lain pembayaran remitansi oleh tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia relatif stabil di angka USD2,3 miliar.
Terakhir perbaikan defisit transaksi berjalan dipengaruhi oleh neraca perdagangan barang yang tetap surplus USD9,3 miliar, kendati menurun dibanding surplus triwulan II yang tercatat USD10 miliar.
Penurunan surplus karena peningkatan ekspor nonmigas kalah oleh kenaikan impor nonmigas. Peningkatan impor lebih lanjut tertahan oleh penurunan impor migas, seiring dengan penurunan harga minyak internasional.