“Pekerja migran Indonesia itu 80 persen domestik. Itu artinya penghasilannya rendah. Oleh karena itu tiketnya jangan terlalu mahal,” pintanya.
Baca juga : Erick Thohir Kerahkan BUMN Percepat Program 3 Juta Rumah
Kerja sama dengan Kamar Entrepreneur Indonesia bertujuan untuk memberdayakan mereka yang telah menyelesaikan kontrak kerja di luar negeri. “Pak Afda juga berkomitmen untuk membantu melatih saudara-saudara kita pekerja migran Indonesia ini untuk entrepreneur,” jelas Karding.
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik sinergi ini, yang sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Ia menekankan pentingnya skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi mereka agar tidak terbebani utang sebelum bekerja.
“Kita tidak hanya bekerja sama menyiapkan KUR untuk mereka sebelum berangkat. Jangan sampai mereka jadi sapi perah,” tegasnya.
Erick juga menekankan perlunya jaminan kesejahteraan bagi pekerja migran sebelum, saat, dan setelah bekerja di luar negeri. “Pembukaan dan pelindungan pekerjaan untuk para pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri ini harus juga menjadi prioritas,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Erick dan Karding juga menegaskan komitmen mereka untuk memerangi praktik ilegal pengiriman pekerja migran.
Baca Juga: Erick Thohir: Dalam Empat Tahun Laba BUMN Melesat 2.415 Persen!
Salah satu langkah yang akan diambil adalah sinkronisasi database BUMN dengan KP2MI untuk mengidentifikasi dan memberantas pengiriman PMI ilegal.
“Kami punya kesepakatan yang sama, bagaimana juga 50 persen PMI yang selama ini ilegal harus kita berantas,” kata Erick.