URBANCITY.CO.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kendati likuidits mengetat akibat kenaikan bunga acuan setahun terakhir, penyaluran kredit pemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) tetap tumbuh tinggi.
Hingga akhir Juni 2024 penyaluran KPR mencapai Rp697,26 triliun (9,32 persen dari total kredit), dan KPA Rp30,13 triliun (0,41 persen dari total kredit).
“Penyaluran KPR tumbuh 13,97 persen secara tahunan (yoy) dan KPA 7,26 persen, di atas pertumbuhan total kredit yang tercatat 12,36 persen,” kata Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), melalui keterangan tertulis Minggu (15/9/2024).
Pertumbuhan penyaluran KPR dan KPA tersebut terjadi, menyusul kenaikan bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen sejak April 2024, yang mendorong kenaikan bunga simpanan.
Kebijakan insentif free PPN 100 persen yang dirilis pemerintah untuk sektor properti sejak November 2023, sangat mungkin mempengaruhi peningkatan penyaluran KPR dan KPA tersebut.
Diperpanjangnya insentif free PPN 100 persen itu hingga akhir Desember 2024, setelah berakhir pada 30 Juni 2024, dipredikasi akan makin mendongkrak penyaluran KPR.
Baca juga: Dukung Pembangunan Berkelanjutan, CIMB Niaga Hadirkan Program Pembiayaan KPR Hijau
Namun, yang perlu dicermati adalah rasio kerdit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit properti, yang juga lebih tinggi dibanding NPL total kredit.
NPL total kredit akhir Juni 2024 tercatat 2,26 persen. Sedangkan NPL kredit properti 2,64 persen, dengan NPL KPR mencapai 2,40 persen dan NPL KPA 2,62 persen.