“Pasca peresmian Tangguh Train 3 oleh Presiden Jokowi di November 2023, produksinya masih belum stabil. Namun dengan tekad kuat dibarengi prioritas keselamatan kerja, serta optimalnya pengawasan SKK Migas, kami melihat secara perlahan BP mampu melakukan melaksanakan operasional dengan optimal, dampaknya tentu saja produksi gas terus meningkat dan produksi gas secara nasional bisa mencapai rekor tertinggi,” ungkap Hudi, Selasa, 10 September.
BACA: Indonesia Akan Ekstraksi LPG Untuk Tekan Impor, EITS Minta Pemerintah Lebih Cermat
Menurut Hudi, Tangguh LNG menjadi kunci dari keberhasilan mencapai target produksi gas, karena Tangguh adalah kontributor produksi gas nomor satu dan menyumbang sekitar sepertiga produksi gas secara nasional. Hudi menambahkan, kontribusi Tangguh LNG mencapai lebih dari 2,5 kali lipat kontribusi KKKS lain yang berada di bawahnya.
“Menjaga agar Tangguh LNG tidak kendala adalah kunci, karena sekali saja terjadi kendala sehingga produksi harus dihentikan, maka dampaknya terhadap produksi gas nasional sangat signifikan. SKK Migas dan BP akan terus menjaga operasional Tangguh LNG dengan baik sebagai bentuk kontribusi kami dalam menjaga pasokan energi sekaligus mendukung ketahanan energi nasional,” tandas Hudi.
Ia berharap seluruh jajaran di Tangguh LNG dapat menjaga operasionalnya dengan baik dan produksinya dapat terus ditingkatkan karena lapangan Tangguh menjadi salah satu kontributor utama dalam usaha Pemerintah mencapai target produksi gas yang mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.