Bahkan, untuk tujuan investasi (disewakan dan dijual lagi) pun, Tony menyarankan sebaiknya membeli apartemen yang sudah jadi.
Alasannya, pasar sewa apartemen yang sudah jadi baik menyangkut potensi penyewa maupun tarif sewanya, sudah bisa diperkirakan dikaitkan dengan kualitas apartemen, lokasi, akses, dan fasilitas di sekitarnya, serta kualitas pengelolaan dan service charge-nya.
Pasar sewa sangat mempengaruhi harga jual apartemen. Apartemen yang banyak penyewanya, mudah dijual dengan harga yang tinggi.
Sebaliknya apartemen yang sepi penyewa lebih sulit dijual. Kalaupun bisa, harga jualnya rendah. Tony mengingatkan, sebagai instrumen investasi, return apartemen itu terutama dari penyewaan (yield), bukan capital gain.
Apartemen yang bagus yield-nya menurut para pakar properti berkisar antara 6-9 persen tergantung lokasi, kualitas dan harga, serta suplai apartemen di kawasan. Sedangkan capital gain-nya sekitar 2-3 persen saja.
Misalnya, apartemen seharga Rp1 miliar bisa dibilang bagus sebagai investasi kalau laku disewakan antara Rp60 juta-Rp90 juta per tahun, dengan kenaikan harga antara Rp20 juta-Rp30 juta per tahun.
Sebaliknya dengan rumah tapak. Bisa dikatakan layak sebagai investasi kalau kenaikan harga atau capital gain-nya mencapai 6-10 persen per tahun tergantung lokasi, kualitas dan harganya serta suplai rumah sekelas di kawasan, sedangkan yield antara 2-3 persen.






