URBANCITY.CO.ID – Granada, kota bersejarah di selatan Spanyol, menyimpan jejak kejayaan Islam yang masih bisa disaksikan hingga kini. Dalam program Kurma di YouTube Media Indonesia, Elisa, diaspora Indonesia di Granada, mengajak kita menelusuri jejak peninggalan Islam di kota ini.
Perjalanan dimulai dari Palacio de la Madraza, pusat pendidikan tinggi yang dibangun Sultan Yusuf I pada 1349. Di masa Dinasti Nasrid, tempat ini menjadi pusat ilmu pengetahuan, dari agama hingga matematika. Setelah Granada jatuh, bangunan ini beralih fungsi menjadi balai kota, namun jejak Islam masih terlihat, seperti mihrab yang dihiasi ukiran Islami indah. Kini, Palacio de la Madraza menjadi bagian dari Universitas Granada.
Tak jauh dari sana, dulunya berdiri Masjid Al-Jama, namun setelah penaklukan, gereja dibangun di lokasi tersebut. Perjalanan berlanjut ke Pasar Alcaiceria, yang dahulu merupakan pusat perdagangan sutra dan barang berharga di era Nasrid. Sayangnya, kebakaran besar pada 1843 menghancurkan sebagian besar pasar. Kini, pasar yang direkonstruksi dengan gaya Moor ini menjadi tempat wisata yang menawarkan suvenir khas Granada, seperti keramik Andalusia dan lampu mozaik.
Baca juga : Israel Blokir Semua Akses Bagi Umat Islam ke Masjid Ibrahimi Saat Idul Fitri
Perjalanan berlanjut ke Albaicin, kawasan bersejarah dengan jalanan sempit dan rumah putih khas Andalusia. Dulu, kawasan ini merupakan pemukiman Muslim utama di Granada. Meski banyak bangunan Islam diubah, suasana budaya Moor masih terasa kuat. Albaicin kini menjadi situs warisan dunia UNESCO dan destinasi wisata populer.