URBANCITY.CO.ID – Selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembangunan infrastruktur transportasi meningkat. Pelabuhan terbilang paling banyak dibangun dan direvitalisasi, disusul sektor kereta api. Sedangkan yang paling sedikit dibangun terminal bus tipe A.
Hal itu diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam diskusi “Satu Dekade Pembangunan Infrastruktur Transportasi” di Jakarta akhir pekan lalu. “Selama 10 tahun terakhir terjadi serangkaian pembangunan transportasi di perkotaan dan seluruh Indonesia. Semua relatif naik. Laut paling tinggi, lalu sektor perkeretaapian, bandara, serta penyeberangan,” kata Menhub yang hadir secara daring, seperti dikutip keterangan tertulis Badan Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan.
Budi Karya menyebutkan, di sektor transportasi darat, telah dilakukan 85 pengembangan pelabuhan penyeberangan, 65 pembangunan dermaga penyeberangan, 12 pembangunan pelabuhan penyeberangan baru, serta 6 kota metropolitan dengan sistem angkutan massal perkotaan. Di sektor transportasi laut telah dibangun 39 trayek tol laut, 51 proyek pembangunan dan pengembangan serta rehabilitasi fasilitas pelabuhan.
Pada sektor perkeretaapian, telah dibangun 10.709 km’sp jalur kereta api, 58 lokasi pembangunan dan modernisasi stasiun kereta api, pembangunan LRT, MRT, kereta cepat Whoosh, kereta api trans Sulawesi dan kereta perintis.
Sedangkan pada sektor udara telah dibangun 41 rute jembatan udara dan pembangunan 26 bandar udara baru.
Terkait konektivitas, Menhub menjelaskan, 10 tahun terakhir terus dibangun konektivitas tol laut dan angkutan perintis. Saat ini tol laut memiliki 191 trayek dengan pertumbuhan 11% per tahun. Total muatan kontainer berangkat mencapai 84.609 ton dengan muatan kontainer balik 26.362 ton. Sedangkan total muatan non-kontainer berangkat 530.403 teus dengan muatan non-kontainer balik 27.551 teus.