URBANCITY.CO.ID – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap kehadiran Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, mendukung pengembangan dan peningkatan potensi ekonomi Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, khususnya di sektor pertambangan, perkebunan seperti karet dan kelapa sawit, serta pertanian terutama padi.
Kabupaten Mandailing Natal juga dikenal dengan keanekaragaman adat istiadat, sejarah dan budaya. Juga pesona alam yang menjadi daya tarik wisatawan lokal dan mancanegara. “Dengan adanya bandara ini, semoga potensi Sumatera Utara khususnya Kabupaten Mandailing Natal juga makin tergali,” katanya saat meninjau bandara tersebut kemarin, seperti dikutip keterangan resmi Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub.
Kemenhub mulai membangun Bandara Jenderal Nasution tahun 2020 dengan anggaran Rp434,5 miliar. Bandara dengan runway sepanjang 1.450 m x 30 m, taxiway 75 m x 15 m, apron 105 m x 65 m, dan gedung terminal seluas 2.537 meter persegi itu, bisa melayani pesawat ATR 72. Turut mendampingi Menhub, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Maria Kristi, Bupati Mandailing Natal HM Jafar Sukhairi Nasution, Direktur Bandara Udara Lukman F Laisa, dan Kepala Bandara UPBU Aek Godang Abdul Rozak.
Tim Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) Wings Air (Lion Group) pada 1 April 2024 sudah melakukan survei kesiapan fasilitas bandara tersebut. Rencananya Bandara Jenderal Nasution melayani penerbangan tujuan Medan, Padang, dan Pekanbaru, yang dapat memangkas waktu perjalanan darat yang berkisar antara 5-10 jam. Desain gedung terminal bandara terinspirasi dari Rumah Adat Bagas Godang suku Mandailing.