“Di koridor barat Jakarta, ada beberapa kawasan yang sudah mengembangkan properti teringtegrasi, seperti kawasan Gading Serpong yang dikembangkan Paramount Land. Secara umum, Kawasan Gading Serpong memiliki banyak keunggulan dan potensi yang besar untuk digarap, antara lain, memiliki infrastruktur yang baik, dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta dan berada di titik sentral kawasan potensial yang menjadi magnet baru di barat Jakarta yakni 3T (Tangerang Kota, Tangerang Selatan, dan Tangerang Kabupaten) yang jumlah penduduknya akan terus bertambah,” jelas Nirwono Joga, yang juga Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan itu.
Terkait 3T (Tangerang Kota, Tangerang Selatan, dan Tangerang Kabupaten), ungkap Nirwono, hal itu nantinya juga akan ditunjang oleh keberadaan jalan tol lingkar luar (JORR 3) yang akan menyambung koridor barat dan koridor timur termasuk melewati Gading Serpong. Hal itu akan meningkatkan akses antara koridor barat dan koridor timur hingga Sukabumi dan Purwakarta. Pembebasan lahan JORR 3 akan mulai dilakukan pada 2025 mendatang.
“Selain itu kedua koridor akan terhubung dengan MRT fase west-east, sehingga pangsa pasar 3T (Tangerang Kota, Tangerang Selatan, dan Tangerang Kabupaten) ke depan adalah kelas menengah atas”.
Meski demikian, sambung Nirwono, Kawasan Paramount di Tangerang-Banten ini harus memiliki diferensiasi dengan kawasan lain sehingga menjadi daya tarik. Saat ini, Paramount Gading Serpong bisa menjadi salah satu gambaran sebuah kawasan hunian dan komersial terintegrasi yang sukses dikembangkan dengan perencanaan yang matang. Dan sejatinya, properti yang berada di kawasan perkotaan yang terintegrasi seperti di Paramount Gading Serpong ini cenderung memiliki nilai investasi lebih tinggi. Ketersediaan fasilitas dan aksesibilitas yang baik meningkatkan daya tarik bagi calon konsumen, yang pada gilirannya akan bisa meningkatkan nilai properti di Paramount Gading Serpong dari waktu ke waktu