URBANCITY.CO.ID – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, tahun 2024 merupakan tahun yang berat, karena di setiap triwulan selalu ada dinamika yang mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia.
Menkeu menyatakan hal itu dalam konferensi pers realisasi APBN 2024 di Jakarta, Senin (6/1/2025), yang kemudian diunggahnya dalam akun Instagram resmi @smindrawati pada hari yang sama.
Triwulan satu 2024, Menkeu menyebut ada El Nino dan dan disrupsi rantai pasok, yang memicu kenaikan harga pangan dan inflasi volatile food yang mencapai 10,3 persen.
Untuk meredamnya, pemerintah melakukan extra effort untuk melindungi daya beli masyarakat melalui belanja tambahan berupa bantuan pangan beras, bantuan pangan nontunai, BLT mitigasi risiko pangan, dan stabilisasi pasokan harga pangan (SPHP).
Triwulan dua, kondisi ekonomi belum membaik tapi tensi geopolitik di Timur Tengah makin memanas, harga minyak melonjak.
Hal itu membuat bank sentral AS The Fed menunda pemangkasan bunga acuan Fed Fund Rate (FFR), yang memberi tekanan luar biasa pada sektor keuangan hingga terjadi pelarian modal asing dan pelemahan mata uang banyak negara termasuk rupiah Indonesia.
“Dengan tekanan yang terus berlanjut itu, penerimaan negara sempat terkontraksi (minus) 6,2 persen secara tahunan (yoy),” kata Menkeu.
Triwulan tiga, tensi geopolitik masih mendominasi, kondisi ekonomi Tiongkok belum membaik, namun The Fed melakukan pemangkasan FFR pertama kali sejak 2020 sebesar 50 bps.
Triwulan empat, tekanan sudah bisa dikelola dan risiko terhadap ekonomi diminimalkan. Dalam situasi banyak negara menjadi korban pelemahan ekonomi dunia, ekonomi Indonesia masih resilien.