“APBN tetap terjaga sehat dan kredibel. Meskipun penerimaan pajak mengalami tekanan, kita bisa recover kembali,” ujar Menkeu.
Penerimaan pajak 2024 mencapai Rp1.932,4 triliun, atau 97,2 persen dari target dalam UU APBN 2024 sebesar Rp1.988,9 triliun.
Realisasi penerimaan pajak itu lebih tinggi dari laporan semester I-2024 yang ditargetkan sebesar Rp1.921,9 triliun. “Tidak mencapai target awal tapi lebih baik dari laporan semester kita,” ucap Sri Mulyani.
Baca juga: Oktober Pendapatan Negara Naik Tipis, Defisit Anggaran Masih Di Bawah Pagu APBN
Juga tidak mencapai target penerimaan bea dan cukai senilai Rp300,2 triliun, lebih rendah dari target dalam UU APBN 2024 sebesar Rp321 triliun, namun lebih tinggi dari target laporan semester I-2024 sebesar Rp296,5 triliun.
Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh 5,4 persen mencapai Rp579,5 triliun. Melampaui target dalam UU APBN 2024 dan laporan semester I-2024 masing-masing sebesar Rp492 triliun dan Rp549,1 triliun.
Dengan tiga penerimaan negara itu ditambah hibah Rp30,3 triliun, pendapatan negara mencapai Rp2.842,5 triliun atau 101,4 persen dari target atau tumbuh 2,3 persen dibanding APBN 2023 (yoy) yang tercatat Rp2.783,9 triliun.
Sedangkan belanja negara 2024 mencapai Rp3.350,3 triliun atau 100,8 persen dari pagu atau tumbuh 7,3 persen yoy. Dengan demikian APBN 2024 defisit Rp507,8 triliun, setara 2,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit itu lebih kecil dibanding laporan semester I-2024 yang memperkirakan defisit APBN 2024 akan meningkat menjadi 2,7 persen PDB, karena berbagai program pemerintahan baru.