Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2023 mengungkapkan, tingkat literasi keuangan perempuan 67 persen, laki-laki 64 persen. Sementara tingkat inklusi keuangan perempuan 76 persen, laki-laki 74 persen.
Mahendra Siregar menjelaskan, peningkatan literasi dan inklusi kepada kaum perempuan akan menambah daya tahan keluarga dalam menghadapi dan menseleksi aneka tawaran keuangan yang muncul di saluran komunikasi digital.
“Selain kemajuan, digitalisasi juga melahirkan dampak yang merugikan dan tidak diinginkan. Kita sudah sering mendengar tentang investasi bodong, pinjol, judi online, dan lain-lain. Itu semua anak haram dari digital tech,” ujarnya.
Mahendra berharap, program BUNDAKU dapat menjadi gerbang awal bagi perempuan di Indonesia untuk mencapai puncak tertinggi piramida literasi keuangan. Keterampilan para perempuan dimulai dari kemampuan pengelolaan keuangan rumah tangga. Kemudian pemahaman karakteristik produk dan layanan jasa keuangan.
Dengan demikian para perempuan diharapkan dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing, sekaligus tidak terjerat penipuan di dunia jasa keuangan.
Pada sesi Leader’s Insight, Sri Mulyani menyampaikan pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengembangan sosial dan ekonomi. Antara lain melalui pemberdayaan perempuan dalam literasi dan inklusi keuangan.
“Dengan instrumen apapun yang kita miliki, kita terus promote kemajuan perempuan, karena perempuan memberikan dampak ke generasi yang akan datang. Ibu-ibu yang hari ini akan diwisuda, tolong ilmunya disebarkan seluas dan sebanyak mungkin karena ilmu itu seperti cinta, semakin disebar makin bertambah banyak,” kata Menteri Keuangan.