URBANCITY.CO.ID – Wah, lagi rame nih pernyataan dari Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa soal tanda-tanda pemulihan ekonomi Indonesia yang mulai kelihatan di berbagai sektor. Dia yakin banget kalau perekonomian kita bakal tumbuh lebih cepat di akhir tahun 2025.
Purbaya jelasin, geliat ekonomi ini terlihat dari aktivitas masyarakat yang makin ramai, kayak lonjakan permintaan sambungan listrik baru di banyak daerah.
“Ekonominya memang mulai bergeliat,” ujar Purbaya kepada awak media di Jakarta, pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
“Dirut PLN kemarin menyampaikan bahwa di banyak tempat orang sudah mulai minta sambungan listrik baru, itu artinya, aktivitas ekonomi mulai bergerak,” imbuhnya.
Baca Juga : BNI Hadirkan Literasi dan Pengalaman Transaksi Modern di Ajang TNI RUN 2025
Menurutnya, manfaat dari pertumbuhan ekonomi ini biasanya lebih dulu dirasakan oleh kelas menengah. Mereka punya daya beli, akses pembiayaan, dan kemampuan adaptasi yang bagus.
“Biasanya, ketika ekonomi tumbuh makin cepat, yang menikmati paling banyak itu kelas menengah duluan. Yang bawah lebih lama,” ungkap Purbaya.
Dia lanjut jelasin, kalau perusahaan mulai ekspansi, terutama di sektor teknologi informasi, permintaan tenaga kerja naik dan upah ikut naik. Tapi efeknya lebih cepat ke kelas menengah yang kerja di sektor formal, bukan anak muda yang baru cari kerja.
Nah, soal angka pengangguran anak muda RI, data BPS terbaru nunjukin tingkat pengangguran terbuka usia 15-24 tahun capai 16,16 persen di Februari 2025. Artinya, dari 100 orang muda yang aktif di pasar kerja, sekitar 16 masih nganggur.
Di sisi lain, pengangguran Gen Z ini kayak bayang-bayang yang belum hilang. Saat Menkeu Purbaya lagi siapin stimulus buat tumbuhin ekonomi sampai 5,5 persen di kuartal IV 2025, anak muda masih bergelut dengan fakta lebih dari 15 persen belum punya kerja. Ini kayak jurang antara proyeksi optimis pemerintah dan realitas di lapangan.
Dalam kesempatan lain, Vivi Alatas dari Aliansi Ekonom Indonesia bilang, pengangguran usia 15-24 tahun selama hampir satu dekade terakhir gak banyak berubah.
“Pengangguran usia 15 sampai dengan 24 tahun, selama 2016 sampai dengan 2024 selalu di atas 15 persen,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, pada Selasa, 10 September 2025.
Vivi tambah, lebih dari 25 persen anak muda Indonesia gak produktif karena gak kerja, gak sekolah, dan gak ikut pelatihan. Ini hambat bonus demografi dan perlebar kesenjangan sosial.
Baca Juga : Pasifik Utara Panas Banget, Bikin Cuaca Dunia Kacau Balau! Apa Penyebabnya?
Data Sakernas 2018-2024 juga nunjukin, 80 persen lapangan kerja baru dari sektor rumah tangga dengan upah rendah dan tanpa jaminan sosial.
Soal pengangguran RI tertinggi di ASEAN, data Trading Economics pada Kamis, 14 Agustus 2025 catat angka 4,76 persen untuk Maret 2025.