Ketiga, mesin ekonomi Pancasila, yaitu mesin ekonomi berkeadilan dan inklusif, yang harus disempurnakan konsep dan aplikasinya untuk menjaga kesinambungan sosial ekonomi bangsa.
Airlangga menyebutkan, pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebagaimana diproyeksikan berbagai lembaga internasional seperti IMF, OECD, dan World Bank, berada di kisaran 2,6-3,2 persen. Tahun depan pertumbuhannya diprediksi masih sama, antara 2,7-3,2 persen.
Namun, ekonomi Indonesia memiliki peluang untuk dipacu lebih tinggi melalui pertumbuhan ekspor, karena ekspor negara berkembang diproyeksikan meningkat dari 3,7 persen tahun ini menjadi 3,9 persen tahun 2025.
“Permintaan domestik juga masih memiliki prospek kuat. Tercermin dari PMI Manufaktur (50,7) yang masih ekspansif, Indeks Keyakinan Konsumen (123,3) yang masih optimis, dan Indeks Penjualan Riil (232,8) yang kembali tumbuh positif 4,4 persen,” pungkas Airlangga.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS