Selama 2023 telah dilakukan edukasi keuangan yang menjangkau lebih dari 10 juta peserta. Untuk program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) secara kumulatif sejak 2015 telah berhasil membuka 58 juta rekening atau 86 persen dari total pelajar di Indonesia.
Program pemberdayaan aset tidak berwujud juga telah banyak membantu masyarakat dan pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK), dalam mengakses layanan keuangan formal. Digitalisasi dan Program Bansos.
Inovasi teknologi pada sistem pembayaran seperti QRIS juga sudah mencapai lebih dari 45 juta pengguna, dan uang elektronik telah digunakan oleh sekitar 156,4 juta pengguna.
“Pengembangan layanan keuangan digital dan fintech telah mendorong perluasan akses pada layanan keuangan formal ke masyarakat, yang secara tradisional terhambat mendapatkannya karena masalah jarak, keterbatasan titik layanan keuangan, hambatan administratif dan biaya,” kata Menko Airlangga.
Baca Juga: ASDP Perluas Digitalisasi Dengan Tiket Online Ferizy di 10 Pelabuhan
Berbagai program bantuan pemerintah yang disalurkan secara non tunai atau e-wallet, juga mendukung peningkatkan inklusi keuangan. Digitalisasi dan Program Bansos.
Program Keluarga Harapan (PKH) misalnya, telah disalurkan kepada 9,16 juta rumah tangga. Kartu Prakerja diterima lebih dari 18 juta orang. Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjangkau lebih dari 43 juta debitur dengan total kredit Rp449 triliun.
Kartu Tani telah disalurkan kepada 10,69 juta petani, dan KIP Kuliah kepada 666,7 ribu mahasiswa. Selain itu, BOS Non Tunai serta Program Transaksi Non Tunai pada layanan pemerintah juga telah terbukti mendukung inklusi keuangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.