Riefky juga menyampaikan bahwa ada masukan dari beberapa asosiasi untuk menambah subsektor baru yang masih dalam kajian. Selain itu, kolaborasi dengan dunia bisnis, pendidikan, pemerintahan, dan lembaga keuangan juga perlu diperkuat.
Menanggapi pemaparan tersebut, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, yang memimpin rapat, menyimpulkan bahwa tujuan pertemuan ini adalah untuk menindaklanjuti rekomendasi yang bertujuan memperkuat sektor ekonomi kreatif.
Rahayu menekankan pentingnya melibatkan komunitas dan generasi muda dalam penyusunan Grand Design Ekonomi Kreatif, yang harus mencakup kebijakan, sasaran, strategi, target, program, dan tahapan implementasi.
“Selain itu, koordinasi dengan kementerian terkait dan lembaga penyalur KUR (Kredit Usaha Rakyat) diperlukan untuk mendukung pelaku ekonomi kreatif. DPR juga mendorong peningkatan kolaborasi dengan berbagai pihak serta pengadaan Dana Abadi guna pembiayaan pelatihan pengusaha ekonomi kreatif,” tambah Rahayu.
Dalam rapat tersebut, Menekraf Riefky didampingi oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, serta pejabat eselon 1 dan 2 Kemenekraf. Dari pihak Komisi VII DPR, hadir Ketua Komisi VII, Saleh Partaonan Daulay, serta Wakil Ketua Evita Nursanti Chusnunia Chalim dan Lamhot Sinaga.
Kemenekraf, di bawah kepemimpinan Menekraf Riefky, menargetkan penciptaan 27 juta lapangan kerja dalam lima tahun ke depan, khususnya untuk generasi muda, guna menciptakan pekerjaan yang berkualitas.
Dengan dukungan Irene Umar, Menekraf Riefky berkomitmen untuk mendorong 17 subsektor ekonomi kreatif agar dapat mewujudkan visi dan misi pemerintah, terutama dalam meningkatkan lapangan kerja dan mengembangkan industri kreatif.