URBANCITY.CO.ID – Sejak pekan lalu nilai tukar rupiah menguat ke bawah Rp15.500 per dolar Amerika Serikat (USD). Kendati naik turun sepanjang pekan ini (26-30 Agustus 2024), kurs rupiah tetap bertahan di bawah Rp15.500.
Mengutip keterangan resmi Bank Indonesia (BI) akhir pekan ini (30/8/2024), pada penutupan perdagangan Kamis (29/8/2024), rupiah berada di level (bid) Rp15.410 per USD.
Bersamaan dengan penguatan rupiah itu, imbal hasil atau yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun juga turun ke level 6,61 persen.
Sebaliknya indeks dolar atau DXY menguat ke level 101,34, dan yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury Note 10 tahun naik ke level 3,862 persen.
DXY adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap 6 mata uang negara utama lainnya. Yaitu, Euro (EUR), Yen (JPY), Poundsterling (GBP), dolar Kanada (CAD), Krona Swedia (SEK), dan Franc Swiss (CHF).
Saat pembukaan perdagangan Jumat (30/8/2024), rupiah sedikit melemah ke level (bid) Rp15.415. Sedangkan yield SBN 10 tahun naik ke level 6,75 persen.
Sore hari saat penutupan perdagangan, menurut Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,20 persen ke level Rp15.455 atau masih di bawah Rp15.500. Selama sebulan terakhir rupiah telah menguat sekitar 5 persen.
Mata uang Asia lainnya bergerak variatif terhadap USD dalam penutupan perdagangan Jum’at. Ada yang menguat, ada pula yang melemah. Namun, pelemahan dan penguatannya tidak banyak, di bawah 0,15 persen.
Yang pelemahannya lebih besar daripada rupiah adalah ringgit Malaysia (melemah 0,27 persen), dan peso Filipina (melemah 0,25 persen).