URBANCITY.CO.ID – Selama tahun ini sampai 2 Mei tercatat Rp53,76 triliun modal asing hengkang dari Indonesia. Kendati demikian, rupiah sudah mulai menguat kendati tipis. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimis rupiah akan terus menguat sampai akhir tahun ini.
Menurut keterangan tertulis Bank Indonesia melalui Direktur Departemen Komunikasi Fadjar Majardi, selama tahun 2024 berdasarkan data setelmen s.d. 2 Mei 2024, nonresiden melakukan jual neto Rp53,76 triliun di pasar SBN (Surat Berharga Negara), serta beli neto Rp6,11 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp13,87 triliun di SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia).
Sementara itu pada tanggal yang sama, rupiah ditutup di level (bid) Rp16.180 per dolar AS, yield SBN 10 tahun naik ke 7,17%, DXY melemah ke level 105,30, dan yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 4,581%. Sedangkan Jumat pagi, 3 Mei 2024, rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.160 per dolar AS atau menguat dibanding Kamis, dan yield SBN 10 tahun turun ke 7,10%. Mengutip Bloomberg, saat penutupan pasar hari ini, rupiah makin menguat di angka Rp16.083.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF). Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun. Terkait aliran modal asing selama minggu pertama Mei 2024, BI mencatat premi risiko investasi atau CDS (credit default swap) Indonesia 5 tahun per 2 Mei 2024 sebesar 73,30 bps, turun dibandingkan 26 April 2024 sebesar 76,85 bps.