URBANCITY.CO.ID – Sejak awal Oktober sampai akhir Desember 2024, investor asing portofolio terus melepas investasinya (jual neto) di Indonesia, baik dalam saham, maupun Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Akibatnya nilai investasi asing portofolio itu makin menciut, yang membuat nilai tukar rupiah terus terpuruk terhadap dolar AS (USD), dari Rp15.150/USD pada awal September 2024 menjadi Rp16.235 pada akhir Desember 2024.
Selama Oktober-Desember 2024, asing hanya tercatat beli neto pada 9-12 Desember 2024 senilai Rp7,33 triliun.
Sampai 10 Oktober 2024 secara total asing mencatat beli neto Rp46,68 triliun di pasar saham, Rp41,19 triliun di pasar SBN dan Rp193,51 triliun di SRBI.
Namun per 31 Desember 2024, nilai beli neto asing itu tinggal Rp15,74 triliun di pasar saham, Rp34,59 triliun di pasar SBN, dan Rp161,99 triliun di SRBI.
Pemicu keluarnya modal asing portofolio itu adalah penguatan indeks dolar (DXY). DXY mengukur kekuatan USD terhadap enam mata uang utama dunia: euro, yen Jepang, franc Swiss, poundsterling Inggris, krona Swedia, dan dolar Kanada.
Baca juga: Terus Menarik Dananya, Nilai Investasi Portofolio Asing Makin Menciut
Namun, pada awal Januari 2025 investasi asing portofolio itu kembali mengalir masuk. Mengutip laporan BI, Jum’at (3/1/2025), selama 30 Desember 2024–2 Januari 2025, asing tercatat beli neto Rp1,08 triliun.
Terdiri dari beli neto Rp0,32 triliun di pasar saham, beli neto Rp1,94 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp1,17 triliun di SRBI.