“Langkah ini diharapkan mendukung upaya diversifikasi mata uang dalam transaksi bilateral, sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko di tengah tingginya ketidakpastian global, dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Destry.
Baca juga: Naik Tinggi Transaksi Lintas Negara dengan Mata Uang Lokal
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan, menyambut baik inisiatif LCT dalam transaksi ekonomi dan keuangan lintas negara.
Inisiatif itu telah menunjukkan hasil yang sangat positif. Tercermin dari peningkatan transaksi yang pesat baik secara nilai maupun jumlah pengguna, sejak LCT dilansir tahun 2018. “K/L harus mendukung akselerasi implementasi LCT melalui program strategis masing-masing,” ujarnya.
Saat ini yang sudah efektif berjalan LCT dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok. Pada semester I 2024 nilai transaksinya mencapai USD4,7 miliar atau sekitar Rp72 triliun.
“Sepanjang tahun ini nilai transaksi LCT itu diperkirakan meningkat 1,5 kali lipat dibanding 2023 yang mencapai USD6,29 miliar (hampir Rp100 triliun),” kata Ferry.
Ke depan ia berharap implementasi LCT lebih meningkat, setelah kesepakatan dengan 4 negara lain (Singapura, Korea Selatan, India dan Uni Emirat Arab) berlaku efektif.
Kolaborasi dan sinergi kebijakan antar anggota Satgas Nasional LCT perlu terus diperkuat untuk mendorong peningkatan realisasi LCT itu.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS