Baca juga: Setelah 5 Bulan Berturut-Turut Deflasi, Oktober Indonesia Kembali Inflasi
Menurut BPS, inflasi y-on-y terjadi karena kenaikan harga sebagian besar kelompok pengeluaran. Antara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,68 persen, pakaian dan alas kaki 1,20 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,59 persen.
Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,08 persen, kesehatan 1,65 persen, transportasi 0,03 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 1,49 persen, pendidikan 1,89 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,40 persen, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 7,26 persen.
Secara bulanan (mtm), penyumbang inflasi terbesar adalah bawang merah (0,10 persen), tomat (0,10 persen), emas perhiasan (0,04 persen), daging ayam ras (0,03 persen), dan minyak goreng (0,03 persen).
Sementara secara tahunan (yoy) penyumbang inflasi terbesar adalah emas perhiasan (0,36 persen), sigaret kretek mesin (0,13 persen), beras (0,11 persen), bawang merah (0,11 persen), dan kopi bubuk (0,10 persen).
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS