Perbaikan kinerja manufaktur yang tercermin dari kenaikan IKI itu, juga dipengaruhi respons positif pelaku manufaktur pasar domestik terhadap program-program Presiden Prabowo Subianto–Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, seperti hilirisasi industri dan pemberian makan bergizi gratis.
Sementara industri berorientasi ekspor masih menghadapi pelemahan permintaan ekspor. Peningkatan kinerja manufaktur November 2024, ditopang peningkatan tiga subsektor dengan nilai IKI tertinggi. Yaitu, industri peralatan listrik, industri minuman, serta industri percetakan dan media reproduksi.
Penyelesaian proyek PLN di akhir tahun, dan peningkatan pengadaan peralatan pengisi daya baterai atau charger untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk kendaraan listrik, diduga mendorong peningkatan kinerja industri peralatan listrik tersebut.
Sedangkan peningkatan kinerja industri minuman serta industri pencetakan dan media reproduksi, ditopang penyelenggaraan Pilkada serentak, dan persiapan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Baca juga: PMI Manufaktur Terus Terkontraksi, Kemenperin Keukeuh Tuding Permendag 8/2024 Biang Keladinya
Namun, terdapat dua subsektor yang mengalami kontraksi. Yaitu, industri pengolahan lainnya, serta reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.
Industri pengolahan lainnya didominasi produk ekspor, seperti bulu mata palsu, perhiasan, mainan anak, peralatan olah raga dan alat musik, yang mengalami penurunan ekspor karena perlambatan ekonomi negara tujuan ekspor.
Sedangkan subsektor reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan terkontraksi, diduga karena penurunan permintaan domestik akibat peningkatan efisiensi industri di tengah kondisi ketidakpastian global.