Kredit yang dimaksud di sini hanya dalam bentuk pinjaman (loans). Tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo.
Selain itu, juga tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk (orang asing).
Baca juga: Jumlah Uang Beredar Terus Menurun, Konfirmasi Ekonomi yang Melemah
Penyaluran kredit pada November 2024 tumbuh 10,1 persen (yoy), lebih rendah dibanding Oktober dan September yang tercatat masing-masing 10,4 persen (yoy), Agustus 10,9 persen (yoy) dan Juli 11,7 persen (yoy).
Sementara tagihan bersih kepada Pempus tumbuh 1,1 persen (yoy), setelah pada Oktober 2024 terkontraksi 0,1 persen (yoy), dan September 2024 tumbuh tinggi 12,3 persen.
Sedangkan aktiva luar negeri bersih tumbuh 1,0 persen (yoy), merosot dibanding Oktober 2024 yang tumbuh 1,6 persen, dan September 2024 yang terkontraksi (minus) 0,3 persen (yoy).
Dengan kata lain, pada November 2024 ekonomi belum cukup bergairah. Banyak bisnis masih wait and see, menahan belanja dan ekspansi, menunggu terobosan kebijakan pemerintahan baru untuk menggairahkan ekonomi. Pilkada serentak tidak terasa pengaruhnya terhadap perekonomian.
Mungkin pada bulan terakhir tahun ini, likuiditas dan aktivitas perekonomian meningkat, dipicu perayaan hari besar keagamaan/libur panjang akhir tahun. Momen ini biasanya meningkatkan jumlah uang beredar.