URBANCITY.CO.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kedutaan Besar Australia dan Prospera (Australia Indonesia Partnership for Economic Development), meningkatkan kemitraan guna memperkuat climate risk management bagi industri perbankan Indonesia, sebagai tindak lanjut penerbitan panduan Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS) Maret 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Kick-Off Ceremony “OJK–Prospera–Moody’s Cooperation on Climate Risk Management Policy Development for Indonesian Banking Sector” yang diadakan secara hibrid di Jakarta, Jumat (28/6/2024), mengatakan, kemitraan akan memperkuat hubungan Australia dan Indonesia dalam menghadapi tantangan risiko iklim.
“Kami berharap kolaborasi ini memberikan hasil penting, sehingga perbankan Indonesia bisa dilengkapi panduan dan data yang lebih baik mengenai Climate Risk Management, dan mampu melakukan penilaian dampak iklim secara bank-wide dan mengembangkan kerangka peraturan untuk menilai risiko iklim,” katanya melalui keterangan resmi OJK.
Kerja sama akan berlangsung selama dua tahun meliputi enam topik. Yaitu:
a. Pengembangan panduan manajemen risiko iklim dengan data yang lebih rinci.
b. Pengembangan skenario climate risk stress test untuk Indonesia berdasarkan skenario Network for Greening the Financial System (NGFS) terbaru.
c. Pengembangan metodologi perhitungan dampak risiko iklim terhadap kinerja debitur bank, baik untuk perusahaan besar maupun UMKM, serta dampak terhadap kinerja keuangan bank (bottom-up stress test).
d. Pengembangan data proyeksi risiko fisik dan risiko transisi yang sesuai dengan kondisi di Indonesia hingga tahun 2100.
e. Perhitungan dampak risiko iklim terhadap kinerja industri perbankan dari sisi regulator (Climate Impact Assesment for Banking Industry Wide).
f. Penyelenggaraan capacity building untuk OJK dan bank terkait pengembangan manajemen risiko iklim.