Mensesneg mengapresiasi inisiasi OJK membuat mesin pertumbuhan ekonomi yang menggerakan ekonomi masyarakat di Desa Dolokgede.
“Desa kami ini cukup kaya. Di sini dulu ada beberapa lahan tembakau yang memproduksi cerutu ekspor, jadi cukup makmur, tapi kemudian mengalami degradasi. Jadi, kami memang perlu membuat mesin-mesin baru untuk menumbuhkan potensi ekonomi di sini,” terang Pratikno.
Friderica menyampaikan, inisiasi EKI mencakup program Desaku Cakap Keuangan yang menjabarkan upaya OJK menumbuhkan sumber ekonomi baru di wilayah Indonesia, utamanya di pedesaan.
“Kami sudah menginisiasi 36 EKI yang hasilnya sudah berdampak pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Terutama bagaimana membuat masyarakat memilih akses keuangan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan, salah satunya melalui pemberdayaan UMKM di pedesaan,” jelasnya.
Friderica menyampaikan capaian program EKI dari sisi inklusi keuangan. Antara lain:
1. Pembukaan rekening tabungan (reguler, pelajar, emas) lebih dari 8.000 rekening;
2. Penyaluran kredit/pembiayaan kepada lebih dari 1.500 debitur;
3. Penambahan titik akses keuangan melalui agen Laku Pandai dan fasilitasi sistem pembayaran QRIS;
4. 500 kegiatan edukasi keuangan/pendampingan kepada masyarakat desa.
Tahun ini program EKI diimplementasikan di 44 wilayah desa di bawah koordinasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), melibatkan Kantor OJK di daerah, kementerian/lembaga terkait dan lembaga jasa keuangan, salah satunya di Desa Dolokgede, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.