Kekhawatiran juga menyelimuti pasar, seiring meningkatnya ketidakpastian kondisi politik AS menjelang pemilu presiden yang November 2024.
Di tengah perkembangan global tersebut, pada triwulan II-2024 ekonomi domestik tetap tumbuh meskipun melandai. Antara lain ditopang oleh pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi, meskipun pertumbuhan konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah melambat dibanding triwulan II-2023.
Secara umum, pertumbuhan konsumsi domestik yang melambat, ditengarai karena berakhirnya efek stimulus dari periode Pemilihan Umum (Pemilu) dan Ramadhan, diikuti oleh kondisi pasar tenaga kerja yang belum pulih sepenuhnya.
Ekonomi domestik yang masih cukup baik itu, tercermin pada indikator perbankan di triwulan II-2024, yang terlihat dari pertumbuhan kredit (bank umum) yang masih cukup baik, 12,36 persen (yoy), dibanding triwulan II-2023 yang tercatat 7,76 persen (yoy).
Pertumbuhan kredit itu dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dari segmen korporasi, sejalan dengan penjualan yang baik dan kemampuan bayar yang kuat.
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan juga masih tumbuh 8,45 persen (yoy), dibanding 5,79 persen tahun lalu (yoy), yang membuat likuiditas perbankan tetap terjaga.
Tercermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK sebesar 112,33 persen dan 25,37 persen, jauh di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen.
Tingkat permodalan perbankan juga cukup solid dengan CAR 26,09 persen, meskipun menurun dari tahun sebelumnya didorong oleh pertumbuhan ATMR 9,91 persen (yoy), sejalan dengan pertumbuhan kredit, dan melampaui pertumbuhan modal.