Baca juga: Bos BI: Fokus Kebijakan BI Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Setiap sektor berbeda-beda insentif KLM-nya. Yang paling besar insentif KLM untuk hilirisasi minerba dan non minerba serta perumahan dan pariwisata maksimal 2%, kemudian pembiayaan inklusif 1%, pembiayaan ultramikro 0,5%, dan pembiayaan hijau 0,5%.
Hingga akhir Oktober 2024, BI telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp259 triliun kepada kelompok bank BUMN Rp120,9 triliun, bank swasta Rp110,9 triliun, BPD Rp24,7 triliun, dan bank asing (KCBA) Rp2,6 triliun.
Tahun depan BI akan meningkatkan jumlah insentif KLM itu dan bank penerimanya. “Berlaku mulai Januari 2025,” kata Gubernur BI seperti dikutip Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melalui keterangan tertulis, Sabtu (30/11/2024).
Selain kebijakan longgar makroprudensial melalui KLM, BI juga akan menjalankan kebijakan likuiditas longgar melalui rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM), serta kebijakan uang muka kredit properti dan otomotif 0%, serta penguatan surveilans sistemik perbankan guna menjaga stabilitas sistem keuangan.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS