URBANCITY.CO.ID – Utang luar negeri sangat mempengaruhi posisi cadangan devisa Indonesia, selain impor barang dan jasa. Besar kecilnya cadangan devisa menentukan stabilitas nilai tukar mata uang sebuah negara dan perekonomiannya secara keseluruhan.
Pada akhir Oktober 2024, cadangan devisa Indonesia mencapai 151,2 miliar dolar AS (USD). Meningkat dibanding September 2024 yang tercatat USD149,9 miliar.
Cadangan devisa Oktober 2024 itu tercatat paling tinggi dalam sejarah. Bank Indonesia menyatakan, kenaikan cadangan devisa Oktober antara lain berasal dari penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan utang luar negeri oleh pemerintah.
Pada akhir November 2024, cadangan devisa Indonesia itu kembali menurun menjadi USD150,2 miliar. Mengutip keterangan resmi BI, Jum’at (6/12/2024), melalui Kepala Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso, penurunan cadangan devisa November itu dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kendati menurun, BI menyatakan posisi cadangan devisa November 2024 itu tetap tinggi. Cukup untuk pembiayaan 6,5 bulan impor, atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. “Di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor,” tulis BI.
Baca juga: Pemerintah Tarik Utang, Cadangan Devisa Kembali Meningkat
Selain itu, jelas BI, cadangan devisa November 2024 tersebut tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia.
Alasan BI menyatakan demikian, prospek ekspor tetap positif, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.