URBANCITY.CO.ID – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersiap merehabilitsi hunian warga korban gempa di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur. Untuk itu Dirjen Perumahan Iwan Suprijanto melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Gresik guna mempercepat proses penanganan hunian tersebut. Kementerian PUPR menggandeng BNPB mengidentifikasi dan mendata rumah warga yang rusak.
Gempa bumi melanda Bawean, Jum’at (22/3/2024) pukul 11.44 WIB berkekuatan 6.0 Skala Richter (SR), disusul gempa kedua pukul 12.20 WIB berkekuatan 5.7 SR, dan ketiga pukul 15.52 berkekuatan 6.5 SR.
Tercatat ratusan kali gempa susulan dalam skala yang jauh lebih rendah setelah itu.
“Kami segera berkoordinasi dengan sejumlah pihak agar penanganan kehidupan masyarakat pasca gempa di Bawean (bisa segera dimulai),” kata Iwan saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (6/4/2024), seperti dikutip keterangan tertulis Balai P2P Jawa IV/Bagian Komunikasi Publik Ditjen Perumahan, Senin (8/4/2024).
Dalam kunjungan itu Iwan melakukan pertemuan dengan Bupati Gresik Fandi Akhmad Fani dan jajaran Forkopinda di Pendopo Pemkab Gresik, dihadiri sejumlah petinggi dari kedua belah pihak. “Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mendata kerusakan rumah, dilanjutkan dengan verifikasi melalui aplikasi Rumah Terdampak Bencana (RUTENA) INA RISK,” ujarnya.
Baca juga: Presiden Resmikan 3.724 Rumah Korban Gempa Sulteng
RUTENA INA RISK adalah aplikasi yang dikembangkan Ditjen Perumahan Kementerian PUPR, dan telah dipakai BNPB untuk mengidentifikasi kerusakan pasca bencana di Indonesia. Iwan menyebutkan, penanganan pasca gempa di Bawean bisa mencontoh penanganan musibah Gunung Semeru. Pemda berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan dan perguruan tinggi guna pendampingan pembangunan rumah yang rusak.