URBANCITY.CO.ID – Tidak ada korelasi signifikan antara kinerja pasar properti dan dinamika politik selama penyelenggaraan Pemilu. Aktivitas pasar lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan bisnis, serta pertumbuhan suplai dan tren permintaan.
Hal itu dikatakan pengamat properti dari Property Advisory Anton Sitorus dalam SML Property Outlook 2024 bertajuk “Potensi dan Strategi Mencapai Kestabilan Pertumbuhan Properti Tahun Ini ” yang diadakan Sinar Mas Land (SML) di marketing office BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (1/2/2024).
Selain Anton, diskusi itu menghadirkan Hermawan Wijaya, Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE-SML), pengembang BSD City, dan Head of Research & Business Intelligence SML Novita Yeni.
Menurut Anton, opini umum selama ini berpandangan, selama tahun politik (Pemilu) aktivitas pasar properti melambat, pengembang menunda peluncuran proyek baru, pembeli dan investor bersikap wait and see, dan sentimen pasar melemah atau cenderung negatif.
“Faktanya tidak demikian. Tidak ada pattern atau korelasi yang signifikan antara kinerja pasar properti dan dinamika politik selama Pemilu. Pergerakan pasar lebih dipengaruhi faktor-faktor ekonomi dan bisnis serta pertumbuhan suplai dan tren permintaan pada tahun tersebut,” katanya.
Anton menunjukkan contoh marketing sales empat perusahaan developer besar (BSDE, Ciputra, Summarecon, dan Pakuwon) yang stabil selama Pemilu 2014 dan 2019 dibanding tahun sebelumnya, sebagai pendukung argumentasinya.
“Bahkan sebaliknya, election spending akan mengalir ke sektor bisnis termasuk properti, dengan penjualan terfokus di segmen menengah ke atas dan atas. Jadi, market recovery akan terus berlanjut dengan leading sector landed housing, shopping mall, dan hotel,” jelas dia.