Prinsip sirkular dan lokal pun menjadi bagian penting dari perjalanan Bumbi. Hal ini lantaran seluruh proses produksi dilakukan di Indonesia melalui rantai pasok inklusif yang memberdayakan perempuan dan penyandang disabilitas. Selain itu, Bumbi juga melibatkan kader kesehatan, komunitas ibu-ibu yang dilatih untuk berperan sebagai edukator sekaligus penjual di tingkat komunitas.
“Dengan cara ini, pendapatan rumah tangga dapat bertambah, sekaligus bisa memperkuat literasi kesehatan dan lingkungan di tingkat keluarga mengenai dampak lingkungan, manfaat kesehatan, hingga potensi penghematan keluarga,” jelas Celia.
Rangkaian upaya dari bisnis Celia itupun mendapat apresiasi di tingkat nasional. Bumbi berhasil meraih penghargaan Pengusaha Muda BRILiaN pada tahun 2024 untuk Best of The Best kategori Fashion & Wastra, sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya dalam menghadirkan solusi ramah lingkungan sekaligus memberdayakan komunitas.
Celia mengaku bahwa capaian tersebut juga menjadi dorongan bagi Bumbi untuk terus memperluas jangkauan. Terbukti, kini, kegiatan operasional, edukasi, dan pemasaran Bumbi telah hadir di Mojokerto, Kediri, Jember, Jakarta, hingga Bali, bahkan diketahui bisnis miliknya telah bermitra eksklusif dengan Pemerintah Kota Surabaya.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Dhanny mengatakan bahwa Perseroan secara konsisten mendukung UMKM yang mampu menghadirkan solusi keberlanjutan. Bagi BRI, kisah Bumbi adalah bukti bahwa dengan dukungan yang tepat, UMKM dapat berkembang menjadi gerakan yang memberikan manfaat berlapis, mulai dari peningkatan kesejahteraan keluarga, penguatan literasi kesehatan hingga kesadaran lingkungan.