URBANCITY.CO.ID – Pengangguran menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi Indonesia. Ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja dan angkatan kerja membuat banyak orang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Pada tahun 2025, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah pengangguran tertinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya.
Berdasarkan data dari Trading Economics, berikut adalah peringkat negara-negara di ASEAN dengan tingkat pengangguran tertinggi:
- Indonesia: 4,76 persen (per Maret 2025)
- Brunei Darussalam: 4,7 persen (per Desember 2024)
- Filipina: 3,7 persen (per Juni 2025)
- Malaysia: 3 persen (per Mei 2025)
- Myanmar: 3 persen (per Desember 2024)
- Vietnam: 2,24 persen (per Juni 2025)
- Singapura: 2,1 persen (per Juni 2025)
- Timor Leste: 1,6 persen (per Desember 2024)
- Laos: 1,2 persen (per Desember 2024)
- Thailand: 0,89 persen (per Maret 2025)
- Kamboja: 0,27 persen (per Desember 2024)
Dari daftar tersebut, Indonesia menempati posisi teratas dengan angka pengangguran 4,76 persen, meskipun angka ini mengalami penurunan dari 4,91 persen pada periode sebelumnya. Penurunan ini belum cukup untuk mengubah posisi Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di Asia Tenggara.
Angka pengangguran yang tinggi ini sejalan dengan jumlah penduduk Indonesia yang juga terbesar di ASEAN, mencapai 285 juta jiwa pada tahun 2024. Filipina, yang memiliki populasi kedua terbanyak dengan 115,8 juta jiwa, mencatat angka pengangguran 3,7 persen, sedangkan Vietnam dengan 101 juta jiwa hanya memiliki 2,24 persen pengangguran.
Baca Juga : Erupsi Gunung Dukono: Abu Vulkanik Meluncur Setinggi 800 Meter di Maluku Utara
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025. Angka ini meningkat sebanyak 83.450 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan total angkatan kerja di Indonesia sebanyak 153,05 juta orang, tingkat pengangguran tahun ini adalah 4,76 persen.
“Sebanyak 7,28 juta orang atau 4,76 persen dari total angkatan kerja pada Februari 2025 merupakan pengangguran,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, per Februari 2025, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 3,67 juta orang dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini dipicu oleh lulusan baru dari berbagai jenjang pendidikan, serta ibu rumah tangga yang memutuskan untuk kembali bekerja.