Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena menjelaskan, pertumbuhan CASA yang solid mencerminkan keberhasilan BNI dalam memperkuat fondasi struktur funding melalui digitalisasi dan transformasi cabang. Sejak diluncurkan pada Juli 2024, wondr by BNI mencatat peningkatan signifikan, dari 1 juta pengguna menjadi 8,6 juta pengguna per Juni 2025, dengan nilai transaksi naik 16 kali lipat menjadi Rp649 triliun dan jumlah transaksi mencapai 702 juta.
Hal tersebut mencerminkan peningkatan kepercayaan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi menggunakan wondr by BNI. Kanal mobile banking BNI secara keseluruhan mencatat transaksi Rp1.188 triliun atau tumbuh 68% YoY. Sementara itu, BNIdirect mencatat pertumbuhan nilai transaksi 31,1% YoY menjadi Rp5.246 triliun, dan volume transaksi naik 22,1% menjadi 717 juta. Transaksi dari klien korporasi menyumbang 78% dari total nilai transaksi, tumbuh 37% YoY.
Sepanjang semester I 2025 ini, BNI juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan permodalan pada level yang sehat. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 86,2%, sementara Loan to Cash Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) masing-masing mencapai 144,2% dan 143,0%. Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat menjadi 21,1%, memperkuat kapasitas ekspansi.
Baca juga: BNI Bantu UKM Rumah Tempe Azaki Tembus Pasar Ekspor
Komitmen ESG dan Pembiayaan Berkelanjutan
Sementara itu, Direktur Risk Management David Pirzada menyampaikan, BNI terus memperkuat peran sebagai institusi keuangan yang adaptif dan berdaya saing global. “Hal ini terlihat dari peningkatan peringkat ESG (Environmental, Social, and Governance) MSCI dari BBB menjadi A yang mencerminkan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis,” ujarnya.