URBANCITY.CO.ID – Selama 10 tahun terakhir penjualan mobil baru stagnan di angka 1 juta unit per tahun. Bahkan, tahun ini penjualannya bisa di bawah 1 juta unit.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyebutkan, per Mei 2024 penjualan mobil baru turun 21 persen menjadi 334 ribu unit.
Antara lain karena kenaikan suku bunga global, lonjakan kredit bermasalah, dan pengetatan pemberian kredit mobil. Karena itu Gaikindo kemungkinan merevisi target penjualan mobil 2024 sebanyak 1,1 juta unit.
Menurut Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika, penyebab utama stagnannya penjualan mobil baru itu adalah penurunan daya beli.
Putu menyatakan, menurunnya daya beli itu membuat perbedaan antara pendapatan masyarakat dan harga mobil melebar. Dampak lebih lanjut, masyarakat makin tidak mampu membeli mobil baru.
“Tahun 2014 gap antara harga mobil dan pendapatan masyarakat sekitar Rp15 juta. Tapi tahun 2023 gapnya sudah Rp30 juta,” kata Putu dalam diskusi “Solusi Mengatasi Stagnasi Pasar Mobil” di Jakarta, Rabu (10/7/2024), seperti dikutip keterangan resmi Kemenperin.
Karena daya beli lemah, masyarakat pun mengalihkan pembelian ke mobil bekas. “Tahun 2014 penjualan mobil baru 1,2 juta unit, mobil seken 500 ribu. Tahun 2023 ada 1 juta orang yang membeli mobil baru, tapi yang beli mobil seken melonjak jadi 1,4 juta,” ungkapnya.
Putu mengungkapkan, penjualan dan produksi mobil di Indonesia mencapai angka tertinggi pada tahun 2013. Yaitu, mencapai 1.229.811 unit.