Dipengaruhi terutama oleh kenaikan pendapatan perkapita selama 2011-2013 yang signifikan. Ditambah dengan diluncurkannya program Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2). Atau yang lebih dikenal dengan istilah Low Cost Green Car (LCGC).
Segmen mobil ini disambut antusias masyarakat dan langsung bekontribusi lebih dari 30 persen terhadap penjualan mobil nasional.
Baca juga: Luhut: Produksi Mobil Listrik 600.000 Tahun 2030, Kurangi Impor BBM 45 Juta Liter Per Tahun
Pengamat otomotif dan peneliti senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia Riyanto menjelaskan, berdasarkan data, pendapatan per-kapita dan harga jual mobil memang tumbuh beriringan.
Selama 2000-2013 pendapatan masyarakat tumbuh 28,26 persen, sementara harga mobil meningkat 21,23 persen. Karena itu penjualan mobil selalu bisa meningkat.
Sementara selama 2013-2022, pendapatan per kapita hanya naik 3,65 persen, jauh di bawah peningkatan harga mobil sehingga pasar mobil baru pun turun rata-rata 1,64 persen per tahun. Karena itu penjualan mobil baru stagnan atau bahkan merosot.
Riyanto menambahkan, secara empiris dari riset LPEM, harga paling mempengaruhi penjualan mobil. Kemudian juga pendapatan per-kapita, bunga kredit, kurs atau nilai tukar, dan harga bahan bakar.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS