URBANCITY.CO.ID – Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia triwulan III 2024 yang dirilis Selasa (26/11/2024), menyatakan, penjualan rumah baru di proyek real estate pada triwulan III 2024 terkontraksi (minus) 7,14 persen (yoy).
Pada triwulan II-2024 penjualan rumah masih tumbuh 7,30 persen secara tahunan (yoy), namun pertumbuhannya jauh merosot dibanding penjualan triwulan I yang melesat 31,16 persen (yoy).
“Kemerosotan penjualan rumah pada triwulan III terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama rumah tipe kecil,” tulis SHPR BI tersebut.
Penjualan rumah kecil terkontraksi 10,05 persen (yoy), dan rumah menengah 8,8 persen (yoy). Sedangkan penjualan rumah besar masih tumbuh 6,83 persen (yoy), kendati jauh merosot pertumbuhannya dibanding triwulan II yang tercatat 27,41 persen.
Secara triwulanan (qtq) penjualan rumah baru pada triwulan III 2024 juga terkontraksi 7,62 persen. Melanjutkan kontraksi pada triwulan II 2024 yang tercatat 12,8 persen.
Penjualan rumah kecil dan menengah terkontraksi 9,80 persen dan 5,25 persen (qtq). Sementara penjualan rumah besar terkontraksi 4,47 persen dibanding triwulan II yang masih tumbuh 5,08 persen (qtq).
Baca juga: Triwulan II Penyaluran Seluruh Jenis Kredit Meningkat, Hanya KPR yang Merosot
Sejumlah faktor disebut responden (developer real estate) menghambat pengembangan dan penjualan rumah baru. Yaitu, kenaikan harga bahan bangunan (38,98 persen), perizinan (27,33 persen), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (18,53 persen), dan perpajakan (15,61 persen).