URBANCITY.CO.ID – Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI) hari ini (11/6/2024) mengungkapkan kabar yang kurang menggembirakan. Per April 2024, penjualan eceran mengalami kontraksi 2,7% secara tahunan (yoy) dibanding April 2023. Tergambar dari Indeks Penjualan Riil (IPR) April sebesar 236,3.
Penurunan penjualan eceran itu merupakan indikasi melemahnya konsumsi masyarakat. Padahal, konsumsi masyarakat berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB), sekitar 53-55%.
Kontraksi lebih dalam pada penjualan eceran April 2024, menurut survei tersebut, tertahan oleh Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang masih mencatat pertumbuhan positif. Tidak dijelaskan penyebab merosotnya penjualan eceran itu.
Sementara secara bulanan (mtm), penjualan eceran April masih tumbuh tipis 0,4% dibanding Maret. Terutama didorong oleh Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau sejalan dengan kegiatan masyarakat saat HBKN Idulfitri.
Pada Mei 2024 situasinya berkebalikan dengan April. BI menyebut penjualan eceran Mei secara tahunan kembali meningkat. Tercermin dari IPR Mei 2024 yang mencapai 233,9 atau tumbuh 4,7%. Peningkatan didorong oleh Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Suku Cadang dan Aksesori.
Sedangkan secara bulanan, penjualan eceran Mei diperkirakan terkontraksi 1,0%, sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca Idul fitri. Kontraksi lebih dalam tertahan oleh kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang masih tumbuh positif.