Kinerja yang meningkat ini didorong oleh tingginya produktivitas untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Menperin menegaskan pentingnya melindungi pasar dalam negeri dari gempuran impor melalui kebijakan yang tepat.
“Tentunya kebijakan ini akan menciptakan fair play di pasar domestik terhadap barang-barang impor yang diduga melakukan praktik dumping,” ungkapnya.
Baca Juga: Industri Pengolahan Tetap Loyo, November PMI Manufaktur Kembali Terkontraksi
Peningkatan kapasitas perusahaan juga berimbas pada penambahan jumlah tenaga kerja, yang tercatat sebagai yang tercepat dalam survei ini. Menperin optimis bahwa PMI manufaktur Indonesia akan terus tumbuh, terutama menjelang bulan Ramadan yang biasanya meningkatkan konsumsi masyarakat.
Kementerian Perindustrian juga mendukung pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk mendukung proyek-proyek strategis dalam pengembangan industri. “Danantara akan berpengaruh terhadap kemajuan industri manufaktur di Indonesia,” ujarnya.
Dengan investasi awal sebesar USD20 miliar, Danantara diharapkan dapat mengisi kekosongan dalam pohon industri yang ada. PMI manufaktur Indonesia pada Februari 2025 bahkan melampaui negara-negara lain di ASEAN dan beberapa negara manufaktur global yang masih mengalami kontraksi.
Baca Juga: PMI Bank Indonesia Menunjukkan, Kinerja Industri Pengolahan Memang Merosot
Joe Hayes, Kepala Ekonom S&P Global Market Intelligence, menilai bahwa permintaan yang kuat mendukung pertumbuhan sektor industri manufaktur Indonesia. “Kami juga melihat bahwa perusahaan lebih optimis terhadap perkiraan mendatang,” ujarnya.