Anggoro mengungkapkan, penjualan Metanol kepada produsen biodiesel ini adalah bentuk sinergi dengan pelaku industri minyak sawit dalam memberikan dukungan terhadap ketahanan energi nasional.
Baca Juga: Pertamina Tegaskan April Ini Tak Ada Kenaikan Harga Pertamax
Metanol adalah salah satu bahan campuran utama dalam produksi biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester atau FAME). FAME inilah yang kemudian dicampur dengan Produk Solar untuk dijadikan produk Biosolar.
“Saat ini kebiijakan pemerintah untuk pemanfaatan biodiesel dalam campuran solar adalah 35% atau biasa kita ketahui sebagai Biosolar 35 (B35),” sambung dia.
Secara terpisah, Executive General Manager Regional Sumbagut Freddy Anwar menyampaikan, PT Pertamina Patra Niaga memiliki aspirasi rencana jangka panjang sebagai Solusi Bagi Energi dan Dekarbonisasi menuju Transisi Energi.
Freddy menjelaskan, salah satu pilar untuk mencapai rencana perusahaan di atas diantaranya perlu menjadi pemimpin pasar trading Petrokimia di Regional.
Baca Juga: Jelang Lebaran 2024, Patra Niaga: BBM dan LPG di Bangka Aman
Ke depan, penggunaan energi akan bergeser ke arah energi yang lebih ramah lingkungan. Saat ini Pertamina Patra Niaga telah memulai untuk terus mengembangkan pasar produk petrokimia yang diharapkan dapat menjadi engine baru dari pertumbuhan perusahaan.
Program lainnya untuk mendukung tujuan perusahaan adalah “Pertamina One Solution”, merupakan program untuk memasarkan berbagai produk dan layanan yang ada di Pertamina.
“Pengiriman produk methanol ini merupakan salah satu contoh implementasi layanan Pertamina One Solution dimana kami tidak hanya mensuplai BBM kepada pelanggan tetapi juga sekaligus melayani kebutuhan produk methanol dari pelanggan,” terang Freddy.