Baca juga: Presiden Resmikan 4 Bandara dan 2 Pelabuhan di Sulawesi
Konsep desain terminal Bandara Panua Pohuwato diambil dari bentuk empat rumah adat di Provinsi Gorontalo. Yaitu Rumah Adat Dulohupa, Rumah Adat Bantayo Poboide, Rumah Adat Gobel, serta Rumah Adat Ma’lihe atau Potiwaluya. Bentuk atap terminalnya diadopsi dari atap rumah adat Gorontalo yang bertingkat yang memberi kesan megah dan mewah.
Pembagian sekat area terminal juga dibuat fungsional dan estetik, dipadu dengan konsep modern tanpa menghilangkan tampilan kearifan lokal yang eksotis. Desain tersebut memberi makna rumah adat yang hangat dan tempat berkumpul yang nyaman. Desain terminal bandara didominasi warna putih karang dan cokelat. Terinspirasi dari kekayaan alam Kabupaten Pohuwato.
Bandara Panua Pohuwato dikelilingi objek wisata penyelaman yang indah dan belum banyak terjamah manusia. Salah satunya lapisan karang putih di Pulau Lahe dan Pulau Karang. Menhub menyebut Bandara Panua Pohuwato sebagai komitmen pemerintah atas mitigasi wilayah rawan bencana, juga sebagai pintu gerbang pengembangan ekonomi Pohuwato dan Gorontalo. “Bandara ini sangat perlu bagi ekonomi daerah, karena melalui jalur darat dari Gorontalo (ke Pohuwato) lebih dari empat jam,” ungkap Budi.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS