Dalam amanatnya di upacara Harlah Pancasila, Jokowi menyebut Blok Rokan sebagai ladang minyak dengan produksi terbesar dari seluruh ladang minyak Pertamina, dengan kontribusi sekitar 25% terhadap total produksi minyak di seluruh ladang yang ada di Indonesia. Presiden menyatakan pentingnya mengambil alih kembali aset-aset strategis nasional untuk kesejahteraan masyarakat, seperti Blok Rokan dan sebelumnya Freeport.
Baca juga: Presiden Jokowi: Dalam Konteks Global Semikonduktor Itu Penting
“Freeport dan Blok Rokan hanya sedikit contoh dari semangat dan upaya kita untuk kedaulatan politik dan kemandirian ekonomi, untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata, membangun ekonomi yang berpihak kepada kepentingan nasional, berdiri di atas kekuatan sendiri,” tutur Kepala Negara.
Saat di Pasar Senggol Dumai, Presiden memaparkan target produksi ambisius yang ditetapkannya untuk Blok Rokan. Yakni, menjadi lebih dari 200 ribu barel per hari. “Saya memberikan target agar bisa di atas 200 (ribu barrel per hari),” katanya. Jokowi menyatakan Pertamina sudah mulai menggunakan teknologi baru yang menjanjikan dalam eksploitasi ladang minyak. Teknologi itu sudah diimplementasikan pada satu sumur dan menghasilkan produksi yang berlipat.
“Ini akan dikembangkan di sumur-sumur yang lain yang dipilih, sehingga nanti produksi minyak kita bisa meningkat drastis,” terang Presiden. Jokowi menambahkan, eksplorasi dengan teknologi baru itu akan dilanjutkan dengan target dua atau tiga sumur baru tahun depan. “Tahun depan sudah mulai dua atau tiga (sumur),” ungkap Presiden yang optimis terhadap kemajuan teknologi dan kemandirian energi nasional.