Kedua pelabuhan itu juga luluh lantak dihantam gempa bumi Palu. Kedua pelabuhan itu kemudian direhabilitasi dengan biaya Rp233 miliar, hasil pinjaman Asian Development Bank (ADB).
“Saya senang dua pelabuhan ini telah selesai. Tadi Menteri Perhubungan menyampaikan perlunya penyediaan Roro (kapal roll-on/roll-off) dari Sulawesi Tengah menuju ke Kalimantan Timur, utamanya untuk mendukung proses pembangunan di IKN. Saya setuju itu, karena banyak bahan untuk pembangunan, utamanya batu-batuan, pasir, daan lain-lain berasal dari Sulawesi Tengah. Mungkin hampir semuanya dari sini. Nilainya bukan hanya miliaran, tetapi sudah triliun,” ungkap Presiden dalam acara peresmian, Rabu (27/3/2024).
Presiden menegaskan pentingnya memperkuat fasilitas pelabuhan Indonesia agar dapat bersaing di tingkat internasional.
Untuk itu semua pelabuhan harus memiliki standar pelayanan, standar manajemen, standar teknologi yang baik, dilengkapi dengan layanan logistik yang terintegrasi, serta terkoneksi dengan moda angkutan lain agar pelayanan makin cepat dan efisien.
Menhub Budi Karya menyatakan, setelah direhabilitasi Pelabuhan Wani memiliki kapasitas layanan kargo sebesar 82.000 ton per tahun dan dapat melayani kapal berbobot 6.000 DWT (Deadweight Tonnage).
Sedangkan Pelabuhan Pantoloan mampu melayani kapal dengan bobot 30.000 DWT, dan layanan peti kemas 160.000 Twenty-foot Equivalent Unit (TEUs) per tahun.
Selain bandara dan pelabuhan, pada hari yang sama Preasiden juga meresmikan pelaksanaan Inpres Jalan Daerah di Sulteng.