Para petani diklaim mengapresiasi upaya kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para petani dalam memanfaatkan teknologi sebagai solusi menghadapi tantangan pertanian di Papua Selatan.
Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia Punya Potensi Besar Ekonomi Hijau Lewat Industri Kelapa
Tenang Wibowo, salah satu petani, mengaku merasakan perbedaan yang cukup signifikan setelah menggunakan konsep pertanian pintar. Menurut Tenang, melalui sistem pertanian pintar, para petani mendapatkan potensi hasil pertanian yang lebih baik.
“Alhamdulillah setelah ada kegiatan ini, kami belajar sehingga dengan ini bedanya untuk produksi lebih bagus. Kalau kami dulu satu hektare mentok biasa cuma dapat 80-90 ikat karung, dengan begini (smart farming) bisa naik sampai 120-130 ikat,” ungkap Tenang.
Ia berharap pemerintah juga lebih memperhatikan pompanisasi bagi para petani. Pompanisasi yang berjalan saat ini disebutnya belum mencukupi kebutuhan para petani.
“Alhamdulillah sudah ada (pompanisasi), tapi kebutuhan kami di sini untuk 1000-an hektare. Mudah-mudahan ke depan semua petani juga bisa merasakan (pompanisasi),” harap Tenang.
Mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam peninjauan tersebut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Pj. Gubernur Papua Selatan Apolo Safanlo, dan Bupati Merauke Romanus Mbaraka.