- Mudah tersinggung atau tertawa palsu
Lalu, mereka bisa jadi mudah tersinggung, sensitif, dan marah tiba-tiba. Atau sebaliknya, nunjukin senyum atau tawa yang kayak dipaksain atau gak tulus.
“Terkadang, mereka menunjukkan sikap terlalu baik atau terlalu ceria secara berlebihan untuk menutupi perasaan yang sebenarnya,” jelas dia.
- Menjaga jarak atau menghindar
Karena batasi obrolan, teman yang lagi gak baik-baik saja otomatis juga akan jauh dari teman-teman, baik emosi atau fisik.
“Mereka mungkin jarang atau tidak pernah menghubungi duluan, dan hanya merespons seperlunya,” tutur Danti.
“Atau sering membatalkan rencana atau membuat alasan untuk tidak ikut berkumpul,” sambung dia.
- Perubahan bahasa tubuh
Menurut Danti, sikap silangin tangan dan bahu bungkuk nunjukin ketertutupan. Selain itu, pandang terlalu intens atau hindari kontak mata juga tandain perasaan bersalah atau gak nyaman.
“Kaki atau tubuh cenderung mengarah ke pintu atau keluar dari lingkaran saat berbicara, menandakan keinginan untuk pergi,” tambah dia.
Baca Juga : Menkeu Yakin Ekonomi Pulih Cepat di 2025, Tapi Gen Z Masih Nganggur
- Fokus berlebihan pada orang lain
Terakhir, Danti jelasin, kalau terlalu fokus bantu atau dengerin masalah orang lain, itu cara alihin perhatian dari masalah sendiri.
“Selalu siap menjadi sandaran bagi orang lain, tetapi tidak pernah meminta bantuan atau berbagi masalahnya sendiri,” kata dia.
Danti juga imbau buat kasih dukungan tanpa paksaan kalau ada teman yang nunjukin ciri-ciri gini.
“Jika Anda melihat tanda-tanda ini pada teman, penting untuk mendekatinya dengan empati dan tidak menghakimi,” saran dia.
“Jangan paksa mereka untuk bercerita, tetapi ingatkan bahwa Anda mau mendengarkan kapan pun mereka siap,” pungkasnya.