Selama Q1-2024 Bank DKI juga berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp62,1 triliun. Struktur DPK itu terus membaik, dengan rasio dana murah (CASA) meningkat menjadi 41,45% senilai Rp25,8 triliun dibanding Q1-2023 yang baru 34,35% dari total DPK. Dana murah itu terdiri dari giro Rp15,9 triliun, yang tumbuh 16,41% dari Rp13,6 triliun, dan tabungan Rp9,9 triliun yang naik 4,86% dari Rp9,4 triliun. Sementara porsi dana mahal Bank DKI seperti deposito menurun 17,44% dari Rp44,1 triliun menjadi Rp36,4 triliun.
“Langkah ini merupakan strategi Bank DKI dalam menjaga likuiditas dengan posisi Loan to Deposit Ratio (LDR/rasio penyaluran kredit dibanding DPK) meningkat dari 72,06 persen menjadi 81,31 persen per Maret 2024,” ujar Romy. Dari penyaluran kredit itu Bank DKI mencatat pendapatan bunga bersih Rp650 miliar, pendapatan non bunga atau fee based income Rp134 Miliar, dengan perolehan laba bersih Rp187 miliar.
Fee based income disumbang oleh peningkatan penggunaan aplikasi digital Bank DKI JakOne Mobile dalam bertransaksi, seperti JakOne Abank. Per Maret 2024 pengguna aplikasi JakOne Abank tercatat 5.848 pengguna dengan volume transaksi 1,23 juta senilai Rp6,15 Triliun. Dari berbagai pencapaian itu, sampai Q1-2024 Bank DKI mencatat total aset Rp78,2 triliun.
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya di GOOGLE NEWS