URBANCITY.CO.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan I-2024 yang dipublikasikan dua hari lalu (7/8/2024).
Dalam laporan itu OJK menyatakan, kondisi perekonomian global masih terdivergensi dengan ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi, dipengaruhi stance kebijakan moneter bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan lebih lama (high for longer) karena masih tingginya inflasi.
Sementara konflik geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina terus memanas, yang mengganggu jalur perdagangan di Laut Merah dan berpotensi memicu peningkatan harga komoditas dan inflasi.
Sedangkan di dalam negeri ekonomi masih bisa tumbuh 5,11 persen (yoy) pada triwulan I-2024, dibanding 5,04 persen (yoy) pada triwulan IV-2023.
Pertumbuhan didorong oleh masih kuatnya konsumsi domestik dan investasi, serta naiknya ekspor dan pengeluaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur termasuk di IKN.
Ekonomi domestik yang tetap kuat itu tercermin pada indikator perbankan. Pertumbuhan kredit (bank umum) cukup baik, mencapai 12,40 persen (yoy) pada triwulan I, meningkat dibanding triwulan I-2023 yang tercatat 9,93 persen (yoy).
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga masih tumbuh 7,44 persen (yoy) dibanding 7,00 persen tahun sebelumnya, sehingga menjadi salah satu faktor terjaganya likuiditas perbankan.
Likuiditas bank umum, menurut OJK, masih cukup memadai sebagaimana tecermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing 121,05 persen dan 27,18 persen, jauh di atas threshold.